Beliau adalah Imam Hunafa’ (imam ahli tauhid) setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Qanith (senantiasa taat kepada Allah), Haniif dan jauh dari kesyirikan. Allah berfirman,
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
(120) Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi senantiasa patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Allah) (QS. An-Nahl: 120).
Dari ayat yang agung ini, ulama mengambil kesimpulan bahwa beliau termasuk diantara orang yang masuk surga tanpa hisab dan adzab, karena beliau sosok yang senantiasa taat kepada Allah.